Apa sih sebenarnya Graphic Novel itu? Sebenarnya novel grafis dan komik tidak ada bedanya hanya saja bobot maupun panjang ceritanya merunut novel. Namun belakangan banyak penerbit yang menggunakan istilah ini semata-mata untuk mendongkrak sales komik-komik mereka. Novel grafis yang tengah hangat di Indonesia, “The White Lama” karya Jodorowsky dan Bess, terbitan Humanoids/Gramedia Pustaka Utama (GPU); dan Buddha” karya Osamu Tezuka terbitan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Novel grafis umumnya ditujukan bagi pembaca dewasa. Jadi tidak benar komik cuma bacaan untuk anak-anak. Yang benar anak-anak memang senang dan lebih mudah membaca gambar. Tapi sejak dulu yang namanya komik sudah terbagi dalam beberapa segmen. Seiring dengan berkembangnya waktu dan perkembangan komik itu sendiri, komik dan pengertian harfiahnya (lucu dan jenaka) menjadi semakin kurang tepat. Komik-komik yang terbit mulai bervariasi dari segi jenis maupun gayanya dan target audiencenya. Seperti film yang dapat merambah berbagai genre dan jenis cerita, komik pun semakin lama semakin mencari karakter dan jenis cerita baru untuk dikembangkan.
Pembaca komik mulai mencari angin segar dalam bentuk variasi di dalam komik baik gaya gambar atau pun gaya dan variasi cerita. Salah satu gerakan komik yang lahir adalah yang disebut Underground Comic pada tahun 1960. Underground Comic adalah komik-komik yang dibuat untuk dewasa, biasanya memiliki kualitas gambar yang kurang bahkan buruk dan memiliki unsur-unsur utama yaitu, kekerasan, pembantaian dan biasanya terdapat unsur sex atau pornografi.
Keinginan untuk mencari hal baru dalam komik ini terus meningkat hingga tahun 1974 lahir majalah Comix International. Majalah ini merupakan majalah yang memuat kisah-kisah dari Richard Corben dan bertemakan horor. Kemudian disusul oleh majalah Heavy Metal pada tahun 1977. Heavy Metal menyebut dirinya sebagai adult illustrated fantasy magazine, yang sesuai dengan sebutannya itu. Tema dasar dari komik-komik dalam majalah ini adalah kekerasan, sex dan fantasi. Berbeda dengan undergroun, komik-komik dalam Heavy Metal memiliki kualitas gambar yang baik dan memiliki nama-nama komikus terkenal yang berkarya di dalamnya seperti, Moebius, Arthur Suydam, Peter Kuper, George Pratt dan Rick Geary. Kesuksesan Heavy Metal bahkan membawa penerbit-penerbit ulung untuk mengikuti jejaknya, seperti Marvel comics yang pada tahun 1980 menerbitkan epis Illustrated yang memiliki formula yang sama dengan Heavy Metal dan dalam waktu yang singkat menjadi saingan terberatnya.
Perkembangan komik terus berjalan hingga tahun 1990-an, semakin banyak bermunculan komik-komik dengan kisah –kisah serius yang sangat jauh dari devinisi komik yang sebenarnya. Seperti kisah detektif, militerisme, sains fiksi, satir, fantasi hingga bahkan kisah horor. Perkembangan dan lahirnya gelombang baru dalam komik terutama bisa dikatakan mulai terjadi pada tahun 1981, dimana terbitlah Nexus, karya Mike Baron yang mengisahkan mengenai seorang superhero yang mengeksekusi ditempat para pembuhuh dan kriminal lainnya. Sebagaimana Art Spiegelmann, yang menyebutkan komiknya dengan sebutan commix, dimana ia menggunakan istilah mix sebagai unsur yang menjelaskan karakter komik tersebut yang merupakan campuran jenis gaya penggambaran, cerita dan target audience yang berbeda, Will Eisner (1992) membuat suatu istilah baru yang disebut Graphic Novel atau Novel Gambar.
Istilah Graphic Novel ini kemudian sering digunakan pada berbagai komik, khususnya pada komik –komik yang memiliki tujuan khusus, memiliki gaya penceritaan yang berat, atau memiliki hal unik yang ingin ditonjolkan dalam segi visualnya sendiri. Contoh beberapa Graphic Novel antara lain, V for vendetta, Batman, Dark Knight Return (DC Comics), Arkham Asylum (DC Comics), Marvels (Marvel Comics) dan Sin City karya Frank Miller. Graphic Novel biasanya memiliki keunikan dalam gayanya, baik dalam susunan panel, gaya pewarnaan hingga khususnya penceritaan. Hal ini menyebabkan istilah graphic novel memiliki kesan lebih berseni atau lebih serius dibandingkan istilah komik walaupun sebenarnya graphic novel sendiri masuk kedalam kategori komik. Graphic novels memang ditujukan untuk komik-komik yang memiliki muatan berbeda dan lebih dalam serta merupakan literatur penggabungan karya tulis dan karya seni rupa.
Tulisan ini saya buat dan saya kumpulkan saat mencoba membuat buku graphic novel tentang streetball di Indonesia khususnya di kota Bandung...Saat itu masih sangat awam buat saya sendiri apa itu Graphic Novel sampai akhirnya saya menelusuri berbagai literatur untuk mempelajari tentang salah satu karya grafis ini..pembuatan Graphic Novel tentang Streetballnya sendiri sampai sekarang tidak pernah rampung hehe ^ ^” tapi setidaknya..semoga tulisan saya ini menambah pengetahuan tentang apa itu Graphic Novel.
Read More..